Wednesday, February 14, 2018

Sweet Escape Ke Taman Kota atau Hutan Kota?

Jembatan Handerson Wave
Salah satu yang menarik dari Singapura menurut saya adalah, konsern mereka terhadap lingkungan dan ruang terbuka publik. Kemajuan teknologi serta perekonomian masyarakatnya justru diimbangi dengan penyedian ruang-ruang terbuka publik yang dapat dinikmati oleh warganya secara gratis dan kapan pun. Semua ruang terbuka tersebut tersebar dekat dengan permukiman-permukiman penduduk setempat. Tak heran kalau orang-orang tua di Singapura sehat-sehat ya, tiap hari bisa jalan-jalan dengan aman dan nyaman di luar rumah.

Saat ke Sigapura 2016 lalu, saya dan teman-teman saya menyempatkan berjalan-jalan ke beberapa taman dan hutan kota di Singapura. Dua diantaranya adalah Bishan Park dan juga Henderson Wave di terletak di Mount Faber Park dan Telok Blangah Hill Park. Kedua taman tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum. Karena tidak ada stasiun MRT yang berhenti dekat dengan kedua lokasi tersebut maka pilihannya adalah Bus. Masih ingat cara naik bus di Singapura? Kamu tinggal lihat aja di peta nama jalan yang dekat dengan tempat yang akan kamu tuju dan lihat rutenya di halte bus terdekat atau tinggal googling saja di web.
Bishan Park

Kondisi sungai yang telah di normalisai

Bishan Park menjadi taman kota yang memiliki fungsi sebagai ruang terbuka dan kolam retensi banjir

Yang pertama kami kunjungi saat itu adalah Bishan Park. kami tertarik dengan taman ini karena sejarahnya dulu merupakan sungai dengan dinding-dinding beton di sisi kiri dan kananya. Selain itu kondisi lingkungan di kawasan ini dulunya kurang baik sehingga Pemerintah Singapura melakukan proyek revitalisasi kawasan sungai ini dengan melakukan normalisasi terhadap sungai dengan cara merobohkan dinding beton yang sudah ada dan mengembalikannya ke kondisi alami. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, melalui taman ini kita dapat melihat konsernya Singapura terhadap kondisi lingkungan. Pemerintah melakukan normalisasi terhadap sungai yang ada sehingga kondisi ekosistemnya kembali seperti semula. Saat ini dapat dilihat aliran sungai yang jernih dan sekarang penuh dengan ikan yang berenang kesana kemari. Selain sebagai ruang terbuka yang dijadikan tempat bermain dan belajar, Bishan Park juga berfungsi sebagai kolam retensi untuk menampung luapan aliran sungai ketika musim hujan. Buat yang suka suasana taman di tengah kota yang berbeda dari yang lain dan aman untuk anak-anak,  Bishan Park dapat menjadi pilihan untuk bersantai jika bosan dengan suasana perkotaan yang dinamis.

Berikutnya, taman yang kami kunjungi adalah Henderson Wave, yang letaknya di kawasan Mount Faber Park dan Telok Blangah Hill Park. Dibandingkan dengan taman, kawasan ini lebih cocok disebut sebagai hutan kotanya Singapura. Perlu diketahui, hingga saat ini Singapura masih mengimpor air minum dari Malaysia dikarenakan tidak terdapat sumber air minum yang layak di pulau tersebut. Inilah yang menyebabkan air minum kemasan di Singapura itu sangat mahal. Dan saat ini Pemerintah Singapura lagi gencar-gencarnya melakukan konservasi terhadap bukit-bukit yang ada di sana agar dapat dijadikan sebagai penampungan air, selain itu Singapura saat ini juga membangun beberapa tempat penampungan air hujan yang nantinya dapat diolah menjadi air siap pakai atau air siap minum.
Jembatan Henderson Wave dilihat dari jalan raya

Tangga naik menuju jembatan

Tangga naik menuju jembatan
Pemandangan dari atas jembatan Henderson Wave

Desain dan material kayu yang sangat khas menjadikan jembatan menjadi objek foto yang sangat bagus

Suasana jembatan saat sore hari

Yang unik di hutan kota ini, Mount Feber Park dan Telok Blangah Hill park, adalah jembatan yang menghubungkan kedua bukit tersebut. Jembatan Henderson Wave sepanjang 247 meter dan tinggi 36 meter (dapet info dari yoursingapore.com karna gak mungkin gue bawa meteran ngukur-ngukur sendiri) ini melintasi jalan raya Teluk Blangah yang ada di bawahnya serta menghubungkan kedua bukit yang ada di kawasan ini. Desain yang futuristik menjadikan jembatan ini menjadi salah satu icon dan daya tarik kawasan ini. Jembatan ini mulai dibuka untuk umum pada tahun 2008 dan hingga saat ini banyak dimanfaatkan oleh warga Singapura sebagai tempat olahraga dan bersantai disamping fungsinya sebagai tujuan wisata bagi para pendatang. Untuk wisatawan seperti saya ini cukup puaslah berpose dengan berbagai gaya dengan latar jembatan kayu yang sangat futuristik ini. Sekedar info, kalau mau kesini itu baiknya pagi banget jadi tidak terlalu panas dan tidak terlalu ramai, dan hindari weekend karena sudah tentu ramai sekallleeeee.....

Nah..... selamat memilih, mau ke Bishan atau ke Henderson Wave? atau dua-duanya juga boleh selama bisa mengatur waktu dengan baik.

No comments:

Post a Comment

Habis Bensin di Antah Berantah, Eksplore Bumi Laskar Pelangi

Danau Kaolin Di Belitung Hari ke-2 di Belitung saya berencana mengunjungi Danau Kaolin, dan paling jauh saya ingin mengunjungi Gantong. Ada ...